ARTIKEL
Kapan
Kehidupan Manusia Dimulai?
Oleh dr. Jerome Lejeune
Almarhum dr.
Jerome Lejeune adalah ahli genetik yang dikenal masyarakat
internasional. Dr.
Lejeune adalah seorang profesor genetik di Universitas Rene
Descartes di Paris. Menerima
Penghargaan Kennedy dari Almarhum Presiden Kennedy karena
berhasil menemukan kelainan genetik Sindroma Down (Down’s
Syndrome) yang disebabkan oleh kromosom ekstra (Trisomy 21).
Dr. Lejeune telah menyumbangkan banyak penelitian genetik
untuk mencegah dan mengobati Trisomy 21.
Berikut ini adalah pendapat yang diberikannya di depan
sub-komite Hukum Senat Amerika.
Kapan
persisnya kehidupan seseorang dimulai?
Saya akan mencoba memberikan jawaban yang paling mengena
untuk pertanyaan ini berdasarkan ilmu pengetahuan.
Ilmu biologi modern mengajarkan pada kita bahwa persatuan
antara para leluhur dengan keturunannya terjadi karena adanya
mata rantai yang berkesinambungan dari pembuahan sel wanita (indung
telur) oleh sel pria (sperma) yang membuat anggota baru dari
sebuah keluarga hadir di dunia.
Kehidupan mempunyai sejarah yang amat sangat panjang,
tetapi setiap individu memiliki permulaan yang rapih, yaitu saat
terjadinya pembuahan.
Mata rantai
yang dimaksud di atas adalah DNA.
Dalam setiap sel reproduksi yang bentuknya seperti pita
sepanjang kira-kira satu meter, terdapat bagian-bagian (23
bagian pada manusia). Setiap
bagian digulung dan dibungkus dengan hati-hati (seperti pita
magnetik dalam sebuah kaset mini).
Jika kita melihatnya dibawah sebuah mikroskop, bentuknya
mirip sebuah batang, itulah yang dinamakan kromosom.
Tak lama
setelah 23 kromosom seorang pria bertemu dengan 23 kromosom
seorang wanita dalam sebuah pembuahan, semua informasi genetik
dari seseorang yang belum dilahirkan telah diperoleh.
Seperti sebuah pita magnetik tadi, yang jika kita putar
dalam tape recorder akan mengeluarkan bunyi simfoni yang indah,
kehidupan baru mulai menyatakan siapa dirinya tak lama setelah
pembuahan terjadi.
Ilmu
pengetahuan dan ilmu hukum berkata dalam bahasa yang sama.
Jika seseorang ingin menikmati kesehatan yang sempurna
– maka seorang pakar biologi akan mengatakan bahwa ia perlu
keadaan jasmani yang sehat, hidup dengan memperhatikan kesehatan
seluruh anggota tubuhnya – sedang seorang pakar hukum
mengatakan bahwa ia memerlukan kepatuhan akan hukum-hukum yang
berlaku, sehingga ia tidak terseret dalam perkara-perkara yang
menyulitkan hidupnya.
Alam bekerja
seperti itu. Kromosom-kromosom
adalah tabulasi hukum kehidupan, saat mereka bersatu membentuk
mahluk baru (maksudnya pembuahan), kromosom-kromosom itu telah
menoktahkan keadaan seseorang.
Yang
membingungkan adalah ketelitian Kitab Injil.
Sangatlah sukar untuk dipercaya, meskipun tanpa diragukan
lagi, bahwa seluruh informasi genetik yang diperlukan dan cukup
untuk membentuk tubuh kita, bahkan otak kita (yang merupakan
alat yang paling hebat dalam memecahkan masalah, malahan mampu
menganalisa hukum-hukum dunia), dapat dilambangkan sehingga jika
materinya dikurangi, dapat menempati dengan rapih sebuah lubang
jarum!
Yang lebih
mengagumkan, saat pematangan sel-sel reproduksi, informasi
genetik berubah dalam banyak bentuk sehingga setiap pembuahan
memiliki kombinasi asli yang berlainan yang tak pernah ada
sebelumnya dan tidak akan pernah ada lagi. Setiap pembuahan itu unik dan tak tergantikan.
Kembar siam atau hermaprodit (manusia abnormal yang
memiliki organ reproduksi pria dan wanita dalam dirinya) adalah
pengecualian. Satu
manusia, satu susunan genetik, tetapi menariknya, pengecualian
ini harus terjadi saat pembuahan.
Kejadian-kejadian selanjutnya tidak dapat membawa
perkembangan yang harmonis.
Semua
kenyataan diatas telah diketahui sejak lama dan kita semua
setuju, jika kita membuat bayi tabung, seluruh siklus pembuahan akan
terlihat dan terekam, sedangkan si tabung itu sendiri tidak
memiliki hak atas bayi yang dihasilkan didalamnya.
Bayi-bayi tabung sekarang sudah ada.
Jika sel
telur seekor sapi dibuahi oleh sel sperma seekor banteng, maka
hasil pembuahan itu memulai hidupnya.
Biasanya memerlukan waktu seminggu untuk sampai di tuba
Fallopi, dan akhirnya tiba di rahim si sapi.
Tetapi karena kemajuan teknologi, hasil pembuahan itu
dapat lebih jauh lagi berjalan, bahkan sampai menyeberangi
lautan!
Yang terbaik
adalah menyuntikkan hasil pembuahan seberat 2 miligram itu ke
rahim seekor kelinci (karena biaya angkutan udara yang jauh
lebih murah dibandingkan jika kita mengirimkan seekor sapi yang
sedang mengandung.) Setibanya
di tempat tujuan, hasil pembuahan itu ditarik kembali dari
kandungan si kelinci dan dipindahkan ke rahim seekor sapi.
Berbulan-bulan kemudian, bayi sapi itu akan
memperlihatkan genetika yang berasal dari kedua orang tuanya (yaitu
dari sel telur sapi dan sel sperma banteng) tanpa memperlihatkan
pengaruh dari kelinci (sebagai pembawa hasil pembuahan) maupun
ibu tirinya (sebagai peminjam rahim).
Berapa banyak
sel diperlukan untuk membuat manusia?
Percobaan terbaru telah memberikan jawabannya.
Jika pembuahan tikus dilakukan secara artifisial (dengan
memakai enzim tertentu), sel-sel tikus tersebut akan berpencar. Dengan mencampur sel-sel tersebut yang datang dari embrio
yang berbeda, kita dapat melihat penyatuan kembali.
Jika hasil pembuahan itu ditanam dalam rahim seekor tikus,
beberapa tikus kecil (sangat sedikit tentunya) dapat bertahan
hidup normal sama sekali. Seperti
yang dikatakan dan diperlihatkan oleh teori, seekor tikus dapat
terjadi dari pencampuran dua atau tiga embrio, tidak lebih.
Sel maksimum yang bergabung menjadi satu individual
adalah tiga sel.
Dalam
percobaan dapat dilihat bahwa sel telur yang telah dibuahi
biasanya akan pecah menjadi dua sel, kemudian yang satu akan
membagi diri lagi hingga membentuk tiga sel, lalu membentuk
sebuah kapsul yang diam didalam sebuah kantung yang
memproteksinya yang disebut daerah ‘pellucida’.
Untuk
meluruskan apa yang telah kita ketahui, keberadaan dari individu
(yang masih dalam bentuk tiga sel dasar tadi) ditentukan dalam
tahap selanjutnya setelah pembuahan, yaitu beberapa menit
setelah itu. Ini
semua dapat diterangkan oleh dr. Robert Edwards dan dr. Patrick
Steptoe dari Inggris saat mereka memulai proses pembuahan di
luar kandungan dari bayi tabung pertama di dunia.
Hasil konsepsi yang lemah yang mereka tanamkan di rahim
Nyonya Brown bukanlah sebuah tumor atau binatang.
Itulah si kecil Louise Brown yang ajaib, yang sekarang
berumur 3 tahun.
Kelangsungan
hidup sebuah pembuahan adalah sangat istimewa.
Dalam penelitian, hasil pembuahan sel-sel tikus dapat
dibekukan (hingga –269 derajat Celsius) dan, setelah pemanasan
yang hati-hati, dapat ditanamkan dalam rahim seekor tikus yang
lain. Untuk
kelangsungan perkembangannya, hanyalah mukosa (lapisan lendir)
rahim si penerima-lah yang dapat membuat plasenta (ari-ari)
dengan zat-zat makanan khusus yang diperlukan.
Dalam kapsul kehidupannya - cairan amnion (ketuban),
janin yang baru bertumbuh ini sama seperti seorang astronot di
bulan dengan pakaian luar angkasanya yang sedang mengisi
tabungnya dengan zat-zat vital yang diambil dari induk kapal. Hal ini diperlukan untuk kelangsungan hidupnya, tetapi kita
tidak dapat mengatakan bahwa seorang wanita dapat ‘membuat’
seorang bayi, sama
seperti sebuah kapal ulang alik tidak dapat membuat seorang
astronot. Perbandingan
tersebut akan terasa lebih meyakinkan saat janin mulai bergerak.
Terima kasih
untuk ditemukannya alat USG.
Dr. Ian Donald dari Inggris, setahun yang lalu berhasil
membuat film dengan bintang termuda di dunia, janin 11 minggu
sedang menari dalam rahim ibunya.
Sepertinya, si bayi sedang bermain trampolin (kain layar
yang direntang di tanah untuk menampung jatuhnya akrobat-akrobat)! Dia menekuk lututnya, mendorong ke dinding, mencoba untuk
naik dan jatuh lagi. Karena
tubuhnya ringan dan terapung dalam cairan ketuban, dia tidak
merasakan gaya gravitasi dan melakukan gerakan-gerakannya secara
lambat, tenang dan sangat elegan, tidak mungkin ada duanya dalam
dunia ini. Hanya
astronot yang berada dalam ruang bebas gravitasi yang dapat
mencapai hal yang serupa. (Perlu
diketahui, saat manusia berjalan pertama kali di luar angkasa,
para ahli harus berpikir keras untuk menentukan dimana tabung
yang berisi cairan harus diikatkan.
Mereka akhirnya memilih menaruhnya dekat perut, seperti
tali umbilikal yang menghubungkan plasenta dengan rahim seorang
calon ibu).
Saat saya
mendapat kesempatan untuk berbicara di depan Senat beberapa
waktu yang lalu, saya memberanikan diri untuk menceritakan
kembali sebuah dongeng tentang seorang anak yang lebih kecil
dari ibu jari. Pada
usia kehamilan dua bulan, ukuran seorang manusia dari kepala
hingga bokong adalah lebih pendek dari ibu jari.
Dia dapat dengan mudah dimasukkan ke dalam kulit kacang
tanah, tetapi semuanya ada disana: tangan, kaki, kepala,
organ-organ tubuh, otak, semuanya lengkap pada tempatnya.
Jantungnya sudah berdetak sejak sebulan yang lalu.
Kalau dilihat dengan seksama, kita dapat melihat
garis-garis di telapak tangannya, dan seorang peramal dapat
membaca kehidupan si kecil ini.
Dengan pembesaran yang memadai, cap jari janin dapat
terlihat. Dia bisa
dibuatkan dokumen-dokumen untuk identitas pribadinya.
Dengan kecanggihan yang luar biasa, kita dapat mengusik
privasinya. Hydrophone
khusus dapat memperdengarkan musik primitif: suara ketukan yang
dalam, berirama 60-70 kali per menitnya (itulah detak jantung si
calon ibu) dan suara ketukan yang cepat, berirama 150-170 kali
per menit (itulah detak jantung si janin).
Pencampuran kedua irama detak jantung inilah, seperti
perpaduan bunyi bass dan marakas, yang merupakan basis irama musik pop.
Kini kita
semakin jelas apa yang dirasakan janin, kita telah mendengarkan
apa yang didengar janin, mencium apa yang dicicipi janin dan
kita telah bersama-sama melihatnya menari dengan lemah gemulai
dan penuh semangat. Ilmu
pengetahuan telah merubah dongeng Tom Thumb (Tom si Jempol)
menjadi kisah nyata, yaitu kita semua yang pernah hidup dalam
rahim ibu kita.
Dan untuk
meyakinkan anda akan kebenaran penelitian yang dilakukan, jika
pada saat permulaan, yaitu saat setelah pembuahan, beberapa hari
sebelum hasil pembuahan itu ditanam di rahim, kita coba
mengangkat sebuah sel dari manusia yang berbentuk seperti buah
beri itu. Sel itu
dapat kita pelihara dan teliti kromosomnya.
Jika seorang mahasiswa kedokteran diminta untuk
melihatnya dibawah mikroskop, dan tidak bisa mengenal jumlah,
bentuk dan pola kromosom-kromosom itu, dan jika ia tidak dapat
mengatakan secara pasti apakah sel itu berasal dari seekor
simpanse atau manusia, maka ia akan gagal dalam ujiannya.
Untuk
menerima kenyataan bahwa setelah pembuahan berlangsung seorang
manusia baru telah terbentuk, bukanlah persoalan rasa atau
pendapat. Sifat
alam manusia dari saat pembuahan hingga hari tuanya bukanlah
sebuah anggapan metafisik.
Semuanya telah terbukti lewat riset ilmu pengetahuan.
|